Minggu, 15 Agustus 2010

Beranjak dewasa ( satu karya utk suamiku)

Semilir angin mendesis,kesunyian tiba-tiba datang
Aku berpadu dengan keheningan yang dalam….
Namun ketika KAU taburkan rasa sayang,
Hatiku secerah langit malam.
Kubingkai kata demi kata
Kupuja engkau kuharap kau pahami
Jiwa takkan punya pelangi
Jika mata tak meneteskan air mata,
Hati takkan hidup sebelum merasakan derita.
Mungkin kita perlu belajar dari penderitaan
Untuk dapat membuat kita bijaksana
Dan mengingat kembali
wajah2 yang membantu kita menerangi perjalanan
Hingga kita temukan sikap untuk dapat beranjak dewasa
Rasa manis yang terteguk dari puluhan gelas gula
Takkan sampai ke hati bila kita meminumnya bersama air mata
Karena urat2 tubuh akan mengkerut bila tersiram duka
….Pun rasa pahit yang melilit takkan bisa mengikat kita
Dalam rasa sempit bila kita meneguknya dengan rela
Dan tetap tersenyum dengan jiwa.

6 komentar:

  1. mau komen, tapi salah tingkah duluan. ini puisi kan khusus untuk seseorang.

    heheh.
    terus menulis Bibi!

    BalasHapus
  2. Huda>> Boleh2 aja coment walo utk seseorg, asal membangun...
    Tadi coba2, soalnx permulaan jadi yg ada di pikiran terdepan aja yg ditulis...Trnyata berhasil...Senangnx dlm hati"By.Ahmad Dani" heheeeh..

    Barock>> OoOooOOo..OooOOoo..mana lanjutanx...??

    BalasHapus
  3. Coment aja wlo puisinx utk seseorg, tak masalah asal membangun...
    Thanks dah jd follower b'Ina...

    BalasHapus
  4. b'ina juga dunkz, jd follower n tambahin link blog kami???

    BalasHapus
  5. Iya..iya.. Tp dimaklumi yach b'Ina lg blajar nech, jd ...Gitu dech...rada2 lambat>> Dah jd followernx naken Ayock jg.

    BalasHapus

Trimakasih anda sudah mampir di sini, kritik dan saran saudara penting buat sy..__