Selasa, 28 Desember 2010

"BERANJAK DEWASA"


Semilir angin mendesis, kesunyian tiba-tiba datang
Aku berpadu dengan keheningan yang dalam….
Namun ketika KAU taburkan rasa sayang,
Hatiku secerah langit malam.
Kubingkai kata demi kata
Kupuja engkau kuharap kau pahami
Jiwa takkan punya pelangi
Jika mata tak meneteskan air mata,
Hati takkan hidup sebelum merasakan derita.
Mungkin kita perlu belajar dari penderitaan
Untuk dapat membuat kita bijaksana
Dan mengingat kembali wajah yang membantu kita menerangi perjalanan
Hingga kita temukan sikap untuk dapat beranjak dewasa
Rasa manis yang terteguk dari puluhan gelas gula
Takkan sampai ke hati bila kita meminumnya bersama air mata
Karena urat" tubuh akan mengkerut bila tersiram duka
….Pun rasa pahit yang melilit takkan bisa mengikat kita
Dalam rasa sempit bila kita meneguknya dengan rela
Dan tetap tersenyum dengan jiwa.





---- Ku persembahkan untukmu "Suamiku"






Celengan Ayam Jago si kecil


Langsung saja aku membuka bloggerku yg emang blum banyak hasil postingnya ini jika di banding teman-temin lainnya di dunia Blog...Kali ini aku ngeblog dengan rasa sedikit dongkol ( Enggak dongkol bangget sich)... tapi bercampur syukur dengan satu hal yg membuat aku bangga.
Lanjut yuk baca curhatku...!!
*
Belajar Mengaji
Tadi pagi-pagi (subuh,red) aku mengajari buah hatiku yang masih berumur 3th 6bln untuk mengaji...Ada rasa bangga padanya karena ternyata dia sudah hapal membaca huruf hija'iyah (huruf Al-Qur'an)__...padahal, aku sudah cukup lama tidak melaksanakan rutinitasku mengajarnya mengaji. Aku ingat terakhir aku membimbingnya sebelum lebaran kurban (sudah cukup lama too..??) dan aku ingat waktu itu dia masih belum hapal betul membaca huruf hija'iyah, masih perlu diingatkan walau hanya ujung katanya saja, dan tiba-tiba tadi selesai sholat subuh dia yg meminta kepadaku untuk mengaji, sedikit mengulang kata-katanya "Bunda, ad ngaji..!!" Spontan aja aku ambil Al-Qur'anku di mana Al-Qur'an yg menjadi Mas kawin pernikahanku itu di dalamnya terdapat barisan huruf hija'iyah sebagai pengenalan...berhubung aku belum membelikan untuknya Iqro' khusus, aku gunakan saja Al-Qur'an tersebut sebagai sarana belajar mengajinya.

*
Hapal tanpa sepengetahuanku
SubhanAllah...dia membaca begitu lancarnya, tanpa harus aku ingatkan awal katanya seperti waktu sebelumnya...Bagaimana mungkin dia menghapal tanpa dibimbing, atau mungkin diam-diam dia menghapal sendiri..__Bukankan otak anak kecil seusianya lagi hangat-hangatnya menghapal laksana kaset rekaman, tapi knapa aku tidak pernah tahu...?? Ternyata aku bukanlah seorang Ibu yg bijak, kurang perhatian, bahkan perkembangan anakku sendiripun aku tidak tahu...Bodoh, tolol...aku malu pada diriku sendiri, tapi di balik itu tetap mensyukuri karunia Illahi...
Karena sudah hapal dengan baik, akupun berniat membelikannya Iqro' khusus agar dia lebih bersemangat lagi belajar mengaji. Aku kemudian janji "Ntar sehabis bunda masak, kita ke toko beli Iqro' ya...!!"..__ Tentunya dia sangat girang sampai jingkrak-jingkrak sambil berteriak "Beli Iqro'..beli iqro'...beli iqro'..." Walaupun menurut aku dia belum paham apa itu Iqro', tapi aku sudah menjelaskannya baha Iqro' itu adalah buku pelajaran mengaji (Hmm...bingung bikin kata-katanya yg enak)..__
*
Kartun Crisna
Setelah itu, dia minta nonton "Crisna" sebuah film kartun India yg sudah diterjemahkan dengan bahasa Indonesia. Anakku yg bernama lengkap "Ghofari Rahman Aranda Putra" ini sangat menyukai film, bahkan film laga dewasapun dia suka...memang aku pernah mendengar ada efek negatif dari film laga, tapi aku rasa ada efek positifnya juga. Ini hanya sekedar hoby yg aku nilai dari buah hatiku Randa, sebab itu setiap kali jalan-jalan, atau shoping ke Mall atau bahkan hanya ke toko kecil, jika dia melihat ada pedagang kaset CD/DVD dia selalu minta untuk dibelikan walau hanya satu. Aku mulai memutarkannya film kartun "Crisna"..__ Tapi tiba-tiba di tengah keAsyikkannya menonton dia bergegas lari menuju ke tempat mainannya,karena rumah kami penuh dengan barang-barang elektronik (computer/laptop,printer dan sperpatnya)----> Maklum suamiku wiraswasta yg bergerak di bidang ini, -- maka mainan si kecil kami alihkan ke garasi, tapi mainanya sudah ada Box-Box khususnya, jadi smua teratur dan gampang di cari. Dan di tempat mainan itu juga, Randa (panggilan si kecil) menyimpan celengan ayamnya, yg dia beli beberapa bulan lalu dari sisa uang jajannya sekolah. Dia bergegas membawanya padaku, dan meminta supaya aku membukanya untuk beli Iqro'. SubhanAllah...anakku bisa berpikir sejauh itu, aku semakin merasa bangga. Aku memang mengajarinya menabung, baik di sekolahnya ataupun di rumah. Kalau yg di sekolah memang aku yg memberi/menentukan jumlah tabungannya, tapi yg di rumah terserah dia. Dan dia sudah paham arti menabung, dia mengerti bahwa di dalam celengan ayamnya ada uang miliknya yg sudah dikumpulkan dan mungkin dia juga merasakan bahwa jumlah tabungannya sudah cukup banyak, mengingat dia setiap hari selalu memasukkan sisa belanjanya ke dalam celengannya, dan jika ada keluarga atau teman ayahnya yg memberinya uang, dia seringkali memilih untuk menabungnya. Maklum anak kecil, kalau ketemu pak de atau bu de nya seringkali di sangu uang, aku kecilnya juga dulu begitu...Sudah Tradisi...__
*
Pembongkaran celengan
Akhirnya pembongkaran celengan ayam dilaksanakan, Berlahan-lahan tapi pasti dengan cara yg rapi, aku buka si ayam jago merah dengan menyobek bagian bawahnya menggunakan kater...Dan.._---> serr..serr..serr..uang receh berhamburan keluar, di susul uang 4 ribu rupiah saja....Dan...aku mencoba merogoh ke dalam celengan, aku pukul-pukul dan aku menyobeknya lebih besar lagi...Habis...sudah tidak ada lagi isinya, Hah...Kemana...??
Ternyata, setelah aku cek, lubang celengan sedikit menganga, seperti bekas congkelan...Ada maling iseng, uang di celengan si kecil di ambil dengan cara mencungkilnya. Padahal isinya lumayan banyak....sekitar 300ribuanlah, karena Randa seringkali nyeleng duit 50 atau 20 ribuan, belum lagi sisa belanjanya ribu-ribuan setiap harinya. Kecewa...Aku tentu kecewa, lebih kecewa karena melihat si kecil ikut kecewa...dia bertanya, "Bunda...uang ad mana..?" Aku bingung menjawabnya, kalau jujur dia pasti tambah kecewa, tapi kalau bohong, itu pasti bukan pilihan yg tepat. Sementara aku alihkan perhatiannya, untung pembantuku datang dan aku meminta si bibik untuk mengajaknya bermain dahulu sementara aku berpikir menjawab pertanyaannya.
*
Siapa yg dicurigai
Aku tidak tahu harus mencurigai siapa, aku bukan mempermasalahkan nominalnya, tapi aku sedih melihat kekecewaan buah hatiku yg sudah berusaha menabung tapi tidak melihat hasilnya. Tahu begitu, mending dihabiskan aja buat jajan atau beli mainan atau apa aja yg dia suka. Tapi menyesal tidak pernah di awal, slalu di akhir. 
Bibik (panggilan untuk pembantuku), diakah pelakunya...?? Ach..aku rasa tidak..knapa dia harus mengambil yg kecil, padahal setiap harinya dia melihat uang hasil kerja suamiku yg biasa disimpan di ruang kerjanya tanpa di konci, bahkan seringkali bibik menemukan uang suamiku di lantai atau di saku celana, tapi selalu dikembalikan. Maklum suamiku memang kurang teliti dalam penyimpanan uang. Bibik juga pernah mengembalikan perhiasanku yg tertinggal di kamar mandi pada saat dia sedang membersihkan kamar mandi, dia juga sering kami percaya menerima setoran BTS Internet jika aku dan suamiku tidak di rumah, bahkan makanan yg ada di rumahpun tidak akan dia makan jika aku tak menyuruhnya. Yg aku tahu, bibikku seorang yg jujur, selama ini dia tidak pernah mencuri dan tidak ada cerita dari majikannya sebelumnya bahwa dia suka mencuri. Aku tidak yakin jika dia pelakunya, mungkinkah orang lain...Tapi siapa..??
*
Yach...rumahku memang seringkali kedatangan tamu, mulai dari pelanggan suamiku, orang-orang baru yg akan menjadi pelanggannya, teman-teman dekatnya, keluargaku sendiri dan beberapa tetanggaku juga suka main ke rumahku. Aku tinggal di sebuah komplek perumahan tepatnya "BTN Al-Baiduri" yg terletak tidak jauh dari pusat keramaian di kota kecilku. Aku mempunyai banyak teman dari berbagai kalangan, pun suamiku karena kami sama-sama suka bergaul. Bahkan para pembantu di komplekku sering datang ke rumah membawa anak majikan mereka untuk bermain bersama anakku. Maklum di sana banyak bocah-bocahnya dengan orangtua yg rata-rata sibuk dengan urusan kantor, sehingga anak-anak mereka dititip sama bedinde mereka masing-masing. Nah kalau sudah begini...siapa yg aku curigai...?? Aku melihat mereka semua selalu bersikap baik padaku, tapi aku juga tidak tahu sebatas mana kejujuran mereka. Ini kesalahanku, terlalu ceroboh dan tidak hati-hati. Harusnya Si Ayam Jago, nggak usah disimpen di Garasi, tapi dibuatkan kandang sendiri di tempat yg lebih aman. Ini pelajaran buat aku, Lagi...belajar terus setelah beberapa waktu lalu aku pernah posting mengenai pelajaran hidup di kompleks perumahan...Orang yg terlihat baik belum tentu jujur...Waspadalah...Waspadalah...!!
Dan aku masih berpikir tentang jawaban untuk si kecil...
Bagaimana jika aku berbohong demi kepuasannya, aku ganti uangnya dengan uangku yg kira-kira sama bilangannya dengan yg pernah dia celengkan. Dan aku katakan itu hasil tabungannya kemudian aku ajak dia ikut untuk membeli Iqro' dan mainan seperti yg dia mau.
Bagaimana menurut anda, Apa yg harus aku lakukan..??
Monggo sarannya...!!!